KOMPAS.com – Pakar menyebutkan bahwa gejala hepatitis B terkadang bisa samar atau penyakit muncul tanpa gejala yang kentara.
Perlu diketahui, hepatitis B adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan infeksi virus hepatitis B.
Simak lebih lanjut untuk mengetahui gejala hepatitis B yang samar beserta cara mendeteksi penyakit ini.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI) Jakarta Dr dr Iman Firmansyah, SH, MH, Sp.PD, KPTI, FINASIM, CMC, CCD menjelaskan, hepatitis B jenis kronis terkadang bisa muncul tanpa gejala.
“Dalam kondisi kronis, hepatitis B bisa tanpa gejala” jelas Iman, saat berbincang di Live Podcast Kementerian Kesehatan, Selasa (12/9/2023).
Lebih lanjut dokter yang menjabat selaku Kepala Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam RSPI ini menyampaikan, terdapat dua jenis hepatitis B.
Pertama, jenis akut (terjadi tiba-tiba dan cepat memburuk). Kedua, jenis kronis (infeksi berkepanjangan hingga seumur hidup). Pada fase kronis inilah hepatitis B biasanya muncul tanpa gejala.
Mengingat hepatitis B terkadang tidak bergejala, hepatitis B juga dikenal sebagai silent disease. Menurut Hepatitis B Foundation, kebanyakan penderita hepatitis B tidak menunjukkan gejala penyakit saat awal-awal terinfeksi.
Mengutip buku Hepatitis dan Virus HIV oleh Chris W Green (2016), sekitar 30 persen sampai 40 persen penderita hepatitis B tidak menunjukkan gejala penyakit.
Karena sebagian gejala hepatitis B tidak kentara, penyakit ini bisa menular tanpa disadari orang terdekat atau orang sekitar.
Apa saja gejala hepatitis B?
Menurut Kementerian Kesehatan, ketika menunjukkan tanda penyakit, ada beberapa gejala hepatitis B yang perlu diwaspadai, antara lain:
- Tidak nafsu makan
- Mual dan muntah
- Mirip flu, seperti badan lelah, nyeri di sekujur tubuh, sakit kepala, demam tinggi
- Sakit perut, terutama di perut kanan atas
- Bagian putih mata dan kulit kekuningan atau jaundice
Dokter Iman menjelasakan, banyak penderita yang mengalami gejala hepatitis B yang berat, seperti jaudience.
“Pada awal waktu biasanya ada demam, ruam, atau kulit kemerahan. Tapi, pada kondisi akut biasanya langsung memburuk sampai disebut jaudience atau kekuningan.” kata Iman.
Imam menambahkan jika kondisi pasien hepatitis B fase akut akan mengalami kekuningan di bagian mata, kulit, kuku, dan urine bewarna kuning gelap seperti teh. Tetapi, fasee akut ini jarang terjadi, atau kurang dari 5 persen.
Hepatitis kronis dapat berkembang menjadi fibrosis atau sirosis hati. Kondisi ini merusak jaringan di hati, sehingga fungsi hati tidak dapat berjalan secara optimal.
Dalam kondisi yang berat, penyakit juga dapat berkembang menjadi gagal hati yang ditandai dengan penyakit kuning, bengkak pada kedua tungkai, penumpukan cairan di perut, dan gangguan kesadaran.
Bagaimana cara mendeteksi hepatitis B tanpa gejala?
Menurut Dokter Iman, cara mendeteksi penderita hepatitis B tanpa gejala maupun bergejala utamanya dengan tes HBsAg.
“Untuk bisa tahu seseorang terinfeksi virus hepatitis B atau engga, tentu harus diperiksakan HBsAg. HBsAg yang positif menggambarkan bahwa dia pernah terinfeksi hepatitis B,” jelas Iman.
Kalau hasil tesnya negatif hepatitis B, seseorang dianjurkan menjalani vaksinasi 3 kali berturut-turut.
Bila seseorang baru terinfeksi virus hepatitis B atau menderita hepatitis B akut, sebaiknya melakukan tes ulang setelah enam bulan untuk memastikan tingkat antibodi terhadap penyakit ini.
Dengan mengetahui gejala hepatitis B baik yang bergejala atau tidak seperti yang sudah dijabarkan di atas, Anda bisa lebih mewaspadai penyakit menular ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Gejala #Hepatitis #Bisa #Samar #Bagaimana #Mengenali #Penyakit #Ini #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli