KOMPAS.com – Aktor bela diri Hong Kong yang mempopulerkan film-film kungfu, Bruce Lee, meninggal dunia secara tiba-tiba pada 20 Juli 1973.
Kematiannya yang tergolong mendadak dan di usia muda, melahirkan berbagai teori konspirasi liar.
Namun, sebuah analisis baru dalam Clinical Kidney Journal mengungkapkan penyebab kematiannya.
Studi menyimpulkan, pria kelahiran 1940 silam ini kemungkinan tewas karena terlalu banyak minum air.
Mengapa demikian?
Dilansir dari laman IFL Science, analisis diawali dengan para peneliti yang meninjau fakta seputar kematian Bruce Lee.
Salah satunya, fakta bahwa aktor ini mengalami sakit kepala dan pusing sekitar pukul 19.30, tak lama setelah merokok ganja dan minum air.
Bruce Lee kemudian mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang disebut Equagesic. Namun, dia ditemukan tidak menunjukkan respons apapun dua jam berikutnya.
Berdasarkan hasil otopsi, otak Bruce Lee membengkak menjadi 1.575 gram, jauh dari rata-rata otak 1.400 gram.
Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan, Lee meninggal karena pembengkakan otak atau edema serebral akibat reaksi ekstrem terhadap Equagesic.
Namun, para peneliti kembali menunjukkan bahwa Lee hanya minum obat setelah mengalami sakit kepala dan pusing.
Hal tersebut kemungkinan mengindikasikan otak Bruce Lee mulai membengkak sebelum menelan obat.
Selain itu, seharusnya edema serebral tidak menjadi satu-satunya temuan otopsi apabila hipersensitivitas terhadap Equagesic adalah penyebab kematian.
“Kami sekarang mengusulkan, berdasarkan analisis informasi yang tersedia untuk umum, penyebab kematian adalah edema serebral akibat hiponatremia. Dengan kata lain, kami berpendapat bahwa ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air membunuh Bruce Lee,” tulis peneliti.
Gaya hidup picu hiponatremia
Hiponatremia adalah kondisi saat kadar natrium dalam darah lebih rendah dari normal. Kondisi ini muncul ketika asupan cairan melebihi kapasitas ginjal untuk menyaring air keluar dari darah.
Akibatnya, tubuh menyimpan terlalu banyak air sehingga melarutkan natrium dalam darah. Biasanya, hiponatremia terjadi saat seseorang banyak minum air dalam waktu yang singkat.
Belum ada bukti yang menunjukkan Bruce Lee minum banyak air dalam waktu singkat sebelum kematiannya.
Namun, para peneliti turut mengungkapkan beberapa faktor risiko hiponatremia, termasuk gaya hidup Lee.
Misalnya, beberapa klaim dari istri dan dokter Lee bahwa mendiang telah berhenti mengonsumsi makanan padat serta bertahan hidup hanya dengan wortel dan jus apel.
Pola makan rendah zat terlarut ini mungkin secara signifikan meningkatkan peluang Bruce Lee terkena hiponatremia.
Aktor legendaris ini juga dilaporkan menggunakan diuretik (obat pendorong produksi air seni) untuk membersihkan tubuhnya dari natrium dan membuat ototnya tampak lebih “robek”.
Tak hanya itu, sumber terdekat lain mengklaim bahwa dia mulai minum 10-20 botol keramik sake sehari, di bulan-bulan terakhir hidupnya.
Mempertimbangkan faktor gaya hidup ini, para peneliti mengatakan bahwa Lee mungkin mengalami edema serebral dua bulan sebelum kematiannya.
Kala itu, Lee dilaporkan muntah, pingsan, dan mulai kejang, meski dia pulih dan tidak didiagnosis hiponatremia.
“Lee memiliki banyak faktor risiko yang menjadi predisposisi (keadaan mudah terjangkit oleh penyakit) hiponatremia akibat gangguan pada mekanisme homeostasis air yang mengatur asupan air dan ekskresi air,” tulis mereka.
“Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal, ketidakmampuan mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis air,” lanjut mereka.
Dugaan penyebab kematian ini dinilai ironis, lantaran Bruce Lee terkenal dengan kutipan “Be water, my friend” atau “Jadilah air, kawanku”.
Bahaya terlalu banyak air
Meski minum banyak air sangat dianjurkan, tetapi terlalu banyak minum dalam waktu singkat sangat berbahaya bagi tubuh.
Menurut laman WebMD, minum terlalu banyak air selain menyebabkan hiponatremia juga dapat membuat sel termasuk sel otak membengkak.
Sel-sel otak yang membengkak akan membuat tekanan pada otak. Hal ini menyebabkan rasa bingung, kantuk, dan sakit kepala.
Apabila tekanan meningkat, dapat menyebabkan kondisi seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, serta bradikardia atau detak jantung rendah.
Adapun rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, konsumsi air putih sebaiknya sekitar delapan gelas berukuran 230 mililiter per hari atau total dua liter per hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Kebanyakan #Minum #Air #Dugaan #Baru #Kematian #Mendadak #Bruce #Lee
Klik disini untuk lihat artikel asli